Wednesday, June 1

Design Sprint: Metode Berdiskusi 5 Hari dari GV

Dalam dunia IT yang biasa membuat produk dari project perusahan besar maupun menengah terkadang dalam prosesnya membutuhkan kerjasama tim, dimana anggota tim tersebut setidaknya >2 orang. Sebelum melakukan ekseskusi terhadap project yang dibangun, perlu adanya tahap perencanaan terlebih dahulu agar pada saat eksekusinya berjalan sesuai yang diharapkan oleh client. Karena kepuasan client terhadap tim/ maupun start up yang dibentuk bisa meningkatkan rating dimata orang lain.


Dalam fase diskusi tim, dimana saat menentukan hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum eksekusi project biasa menjadi kendala. Sehingga muncul perdebatan antara satu anggota dengan anggota lain karena polapikir yang berbeda. Berawal dari masalah itu, GV berinovasi menciptakan sebuah metode dalam berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah dan bisa digunakan untuk kegiatan project, kompetisi, dll. Apakah metode itu? berikut penjelasannya

Design Sprint Method

Design sprint method adalah sebuah metode berdiskusi dan perancangan suatu produk sebelum melakukan eksekusi pembangunan produk. Design sprint method ini dilakukan selama 2-5 hari oleh sebuah tim setidaknya 3 orang atau lebih. Apabila dalam melakukan metode ini hanya terdapat 2 orang saja, hal tersebut tidak termasuk salah satu syarat metode Design sprint. Dalam waktu 2-5 hari tersebut, setiap anggota dalam tim akan saling berdiskusi, sehingga akan muncul gagasan masing-masing pihak dan akan digunakan dalam eksekusi project.

Sprint Master

Sprint master merupakan leader tim dalam sebuah project yang akan dieksekusi, dalam menggunakan Design sprint method, sprint master wajib ada, dalam proses diskusi. Jadi itulah sebabnya mengapa dalam melakukan design sprint ada setidaknya 3 orang atau lebih dalam proses diskusi design sprint. Dimana seorang sprint master akan menentukan dan mengambil keputusan terhadap setiap gagasan dari setiap individu dalam tim. Hal tersebut membuat semakin menarik dari sipencipta metode diskusi dari GV. Bagaimana cara menentukan seorang sprint master?



Menjadi sprint master yang harus diperhatikan adalah dia memiliki softskill yang baik dalam memimpin sebuah  tim, seperti tanggung jawab, adil, memahami masalah, mudah mengambil keputusan, dll. Selain itu kepahaman terhadap UX method dan aturannya bisa menjadi nilai tambah menjadi seorang Sprint Master. Meskipun seorang Sprint Master tidak bisa melakukan pengkodean dalam pemrograman, hal tersebut tidak menjadi masalah.

6 Tahap Sprint

Ada 6 tahap yang perlu dilakukan dalam melakukan design sprint sebagai berikut:

1. Understand
Tahap yang pertama ini bermaksud bahwa setiap anggota tim perlu memahami komponen-komponen masalah yang ada dalam project tersebut, seperti bussiness goals, stakeholder, kebutuhan pengguna. dan kapasitas teknologi. Suatu strategi bisnis dalam suatu project perlu adanya pemahaman, dengan arti lainnya apakah dalam project ini dapat memberikan impact yang berupa benefit terhadap tim project maupun client. Sehingga dengan tercapainya keinginan keduabela pihak maka tujuan bisnispun juga tercapai. Selain itu perlu adanya pemahaman terhadap stakeholder atau pemeran ketiga selain tim project maupun client/customer. Dalam kebutuhan pengguna, kita andaikan saja dalam project yang dibuat adalah sebuah produk aplikasi mobile. Hal yang perlu diketahui adalah apakah aplikasi ini akan berguna suatu saat nanti untuk semua pengguna ataupun mayoritas pengguna? Dalam tahap pertama inilah kita sebagai tim perlu mengkaji lebih dalam tentang permasalahan itu dengan memahami masalah terlebih dahulu.

2. Define
Tahap kedua yang perlu dilakukan adalah mendefinisikan/mencari solusi permasalahan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Dalam stage ini sebagai tim akan mendiskusikan kunci strategi yang akan dilakukan untuk problem solve. Selain itu fokus terhadap masalah yang telah didapatkan pada tahap awal. Dengan kata lain batasi masalahnya jangan terlalu jauh berpikir sehingga hal yang lain yang tidak diperlukan muncul.

3. Diverge
Wow, tahap inilah paling seru diantara tahap lainnya, kenapa? Jadi tahap 3 ini, setiap anggota dalam sebuah tim, wajib mengeksplorasikan ide-idenya ke masing-masing anggota lainnya. Jadi setiap individu akan mengemukakan/memberikan idenya sebanyak mungkin terkait permasalahan yang telah didiskusikan sebelumnya. Prosesnya beragam, seperti ada yang menyiapkan sebuah stickynotes dan marker, setiap individu akan menuliskan idenya sebanyak mungkin menggunakan dua alat itu. Kemudian stickynote itu akan ditempel di whoteboard maupun di dinding dan akan dikaji bersama-sama. it's awesome right?.

4. Decide
Pada tahap ini, sebuah tim akan melakukan sebuah meeting untuk menentukan ide-ide yang terbaik dan bisa diimplementasikan ke dalam project nantinya. Jadi gagasan yang telah diberikan melalui tahap diverge sebelumnya akan dipilih dengan cara vote. Ide yang dipilih merupakan vote terbanyak dari sebuah tim. Sehingga dari sinilah suatu produk project yang akan dibuat mulai terbentuk melalui gagasan yang matang. Hal terakhir yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat gambaran/ sketsa/blueprint dari produk project yang akan dibuat setelahnya.

5. Prototype
Tahap prototype merupakan tahap pengembangan suatu produk dimana developer akan berjibaku untuk membuat sebuah rancangan nyata yang dapat didemokan ke user melalui tahap selanjutnya. Tahap pembuatan produk ini merupakan tahap yang agak ribet dan memerlukan ketelitian yang tinggi, sehingga produk yang didemonstrasikan nanti bisa mendapat feedback positif dari user nantinya.

6. Validate
Setelah prototype produk telah dibuat oleh developer maka, produk tersebut akan diuji dan divalidasi melalui tester sebelum di uji oleh end user. Pengujian melalui tester sangat penting karena seorang tester memiliki skill dan pengetahuan yang baik dalam menguji suatu produk sebelum diluncurkan. Mengapa tahap pengujian tidak dilakukan oleh seorang developernya sendiri? Tidak boleh, karena seorang developer memiliki polapikir subjektif/hanya sekedar mengira-ngira kesalahan terhadap produk yang dibuat. Sedangkan seorang tester memiliki kreatfitas sendiri untuk menentukan kesalahan dalam suatu produk dalam arti lain tester selalu berpikir objektif terhadap produk.

Kesimpulannya jika anda berada dalam sebuah start up/ tim developer yang pernah bahkan sering mendapat sebuah project dari orang lain, maka metode ini sangat ampuh digunakan dalam pengembangan project tersebut. Karena menggunakan metode ini bisa berjalan lebih cepat dan hemat biaya dalam proses kedepannya. Wassalam


Artikel Terkait

Design Sprint: Metode Berdiskusi 5 Hari dari GV
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email